Kebebasan pers, sebuah hak yang sangat diperjuangkan oleh kebanyakan masyarakat, terutama ketika masa otoriter, dimana kebebasan pers di belenggu. Pada saat ini, kebebasan pers yang dari dulu diperjuangkan pada saat orde baru sudah dapat dinikmati oleh masyarakat.
Namun ada beberapa hal yang mengusik hakikat kebebasan pers, ada beberapa faktor yang membuat kebebasan pers itu menyimapang dari tujuan awalnya, diaman tujuanya yaitu memberikan sarana bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebenaran yang ada. dan pers juga sebagai salah satu ciri budaya demokrasi dalam masyarakat.
Terkait dengan budaysia demokrasi, kebebasan pers merupakan salah satu ciri tegaknya demokrasi, namun akhir-akhir ini kebebasan pers ini malah mencederai demokrasi itu sendiri, ini bisa saja terjadi dikarenakan salahnya pemahaman tentang kebebasan pers itu sendiri.
Ini bisa dibuktikan dengan tayangan di Televisi yang sangat menonjolkan salah satu golongan dikarenakan, pemilik stasiun Televisi ini adalah ketua partai, padahal dalam penayangan berita yang ditujukan terhadap publik seharusnya berimbang dan sesuai dengan kenyataan. Hal ini sangat mencederai budaya demokrasi itu sendiri.
Tidak hanya dalam soal yang menyangkut kepentingan pemilik stasiun Televisi, namun ada juga beberapa pemberitaan yang tidak sesuai dengan suatu fakta yang ada dalam, masyarakat. ada sebagian hal-hal yang dilebihkan atau dikurangkan.
Dari beberapa kejadian ada yang membuat "tertawa" sekaligus sedih, karena tindakan nyata dari pers dalam melakukan pemberitaan, contohnya saja, dalam beberapa waktu kemarin dalam sebuah koran memberitakan bahwa ada lampu yang sudah mati berbulan-bulan dan tidak ada tindakan dari pihak yang terkait, dan ada foto petugas yang sedang mengecek lampu jalan. Namun dalam kenyataanya hal itu adalah salah karena dalam kenyataannya adalah petugas itu sedang melakukan perawatan lampu jalan yang konsisi lampu itu masih menyala. hal ini adalah suatu fakta karena ayah sayalah yang melakukan pengecekan dan ketika saya membaca koran saya hanya bisa tertawa dan prihatin. Banyak kejadian yang serupa yang kadang membuat sebagian masyarakat gerah dengan hal ini.
Namun yang saya yakini hal ini adalah yang dikerjakan oleh sebagian insan pers, ada sebagian pers lagi yang dengan sepenuh hati menjunjung kebebasan pers itu sendiri. masyarakat sangat merindukan kebebasan pers yang hakiki, memberikan berita yang sesuai dengan fakta dan mendorong budaya demokrasi dalam masyarakat, insan pers yang tidak mementingkan salah satu golongan.
oleh Dwiky Agil Ramadhan
INFO PENTING !!!, ada investasi yang memberi anda kemudahaan dan bermodal murah, saya selaku bloger DWIKY AGIL RAMADHAN sudah mendapat manfaatnya, silahkan kunjungi http://KomisiVirtual.com/?id=DWIKY, dan ikuti dan rasakan manfaatnya !!!!!!
Namun ada beberapa hal yang mengusik hakikat kebebasan pers, ada beberapa faktor yang membuat kebebasan pers itu menyimapang dari tujuan awalnya, diaman tujuanya yaitu memberikan sarana bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebenaran yang ada. dan pers juga sebagai salah satu ciri budaya demokrasi dalam masyarakat.
Terkait dengan budaysia demokrasi, kebebasan pers merupakan salah satu ciri tegaknya demokrasi, namun akhir-akhir ini kebebasan pers ini malah mencederai demokrasi itu sendiri, ini bisa saja terjadi dikarenakan salahnya pemahaman tentang kebebasan pers itu sendiri.
Ini bisa dibuktikan dengan tayangan di Televisi yang sangat menonjolkan salah satu golongan dikarenakan, pemilik stasiun Televisi ini adalah ketua partai, padahal dalam penayangan berita yang ditujukan terhadap publik seharusnya berimbang dan sesuai dengan kenyataan. Hal ini sangat mencederai budaya demokrasi itu sendiri.
Tidak hanya dalam soal yang menyangkut kepentingan pemilik stasiun Televisi, namun ada juga beberapa pemberitaan yang tidak sesuai dengan suatu fakta yang ada dalam, masyarakat. ada sebagian hal-hal yang dilebihkan atau dikurangkan.
Dari beberapa kejadian ada yang membuat "tertawa" sekaligus sedih, karena tindakan nyata dari pers dalam melakukan pemberitaan, contohnya saja, dalam beberapa waktu kemarin dalam sebuah koran memberitakan bahwa ada lampu yang sudah mati berbulan-bulan dan tidak ada tindakan dari pihak yang terkait, dan ada foto petugas yang sedang mengecek lampu jalan. Namun dalam kenyataanya hal itu adalah salah karena dalam kenyataannya adalah petugas itu sedang melakukan perawatan lampu jalan yang konsisi lampu itu masih menyala. hal ini adalah suatu fakta karena ayah sayalah yang melakukan pengecekan dan ketika saya membaca koran saya hanya bisa tertawa dan prihatin. Banyak kejadian yang serupa yang kadang membuat sebagian masyarakat gerah dengan hal ini.
Namun yang saya yakini hal ini adalah yang dikerjakan oleh sebagian insan pers, ada sebagian pers lagi yang dengan sepenuh hati menjunjung kebebasan pers itu sendiri. masyarakat sangat merindukan kebebasan pers yang hakiki, memberikan berita yang sesuai dengan fakta dan mendorong budaya demokrasi dalam masyarakat, insan pers yang tidak mementingkan salah satu golongan.
oleh Dwiky Agil Ramadhan
INFO PENTING !!!, ada investasi yang memberi anda kemudahaan dan bermodal murah, saya selaku bloger DWIKY AGIL RAMADHAN sudah mendapat manfaatnya, silahkan kunjungi http://KomisiVirtual.com/?id=DWIKY, dan ikuti dan rasakan manfaatnya !!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar