Dalam berbagai media di Indonesia saat ini memang sangat santer pemberitaan mengenai penyadapan yang dilakukan oleh Australia terhadap Presiden Republik Indonesia dan beberapa pejabat tinggi yang lainya. Penyadapan ini sesungguhnya menunjukan lemahnya intelijen kita dalam menangkal penyadapan dari negara asing.
Setelah pemerintah mengetahui atau menyadari penyadapan yang dilakukan oleh pihak Australia, yang sayangnya itu diketahui bukan dari intelijen kita sendiri, melainkan dari Snowden melalui situsnya, wikileaks. Lantas pemerintah bertindak tegas, masih ingat dalam ingatan kita, mengenai pidhato presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang meminta pemerintah Australia untuk meminta maaf terhadap Indonesia, dan SBY pun mengundang kembali duta besar untuk Australia kembali ke Indonesia. Tidak hanya itu SBY pun berujar dalam pidhatonya akan mengkaji hubungan dan kerjasama dengan pihak Australia..
Tindakan-tindakan yang sangat tegas tersebut memang sangat di apresisasi. Namun, kita juga jangan lupa bahwa Australia melakukan penyadapan terhadap Presiden RI dan para pejabat lain atas permintaan dari pihak Amerika Serikat. hal ini harus kita cermati bersama-sama. karena ini menyangkut langkah Indonesia dalam menyikapi penyadapan.
Selama ini, walaupun sebenarnya kita mengetahui bersama mengenai hal di atas, namun, pemerintas seolah tutup mata mengenai keterlibatan Amerika dalam kegiatan penyadapan terhadap Indonesia. hal ini sangat menimbulkan pertanyaan kepada pemerintah. Apakah pemerintah tidak berani menuntut pertanggung jawaban pihak Amerika ? padahal jelas-jelas piahak Amerika sangat terkait hal penyadapan tersebut, lalu pertanyaan kedua adalah apakah kedaulatan RI dikemanakan di depan Amerika ?
Saya berharap pemerintah, mau mengkaji ulang mengenai sikapnya terhadap kasus penyadapan yang ada. Tidak hanya Australia saja yang dimintai pertanggung jawabanya terkait kasus penyadapan, namun Amerika pun harusnya demikian
Setelah pemerintah mengetahui atau menyadari penyadapan yang dilakukan oleh pihak Australia, yang sayangnya itu diketahui bukan dari intelijen kita sendiri, melainkan dari Snowden melalui situsnya, wikileaks. Lantas pemerintah bertindak tegas, masih ingat dalam ingatan kita, mengenai pidhato presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang meminta pemerintah Australia untuk meminta maaf terhadap Indonesia, dan SBY pun mengundang kembali duta besar untuk Australia kembali ke Indonesia. Tidak hanya itu SBY pun berujar dalam pidhatonya akan mengkaji hubungan dan kerjasama dengan pihak Australia..
Tindakan-tindakan yang sangat tegas tersebut memang sangat di apresisasi. Namun, kita juga jangan lupa bahwa Australia melakukan penyadapan terhadap Presiden RI dan para pejabat lain atas permintaan dari pihak Amerika Serikat. hal ini harus kita cermati bersama-sama. karena ini menyangkut langkah Indonesia dalam menyikapi penyadapan.
Selama ini, walaupun sebenarnya kita mengetahui bersama mengenai hal di atas, namun, pemerintas seolah tutup mata mengenai keterlibatan Amerika dalam kegiatan penyadapan terhadap Indonesia. hal ini sangat menimbulkan pertanyaan kepada pemerintah. Apakah pemerintah tidak berani menuntut pertanggung jawaban pihak Amerika ? padahal jelas-jelas piahak Amerika sangat terkait hal penyadapan tersebut, lalu pertanyaan kedua adalah apakah kedaulatan RI dikemanakan di depan Amerika ?
Saya berharap pemerintah, mau mengkaji ulang mengenai sikapnya terhadap kasus penyadapan yang ada. Tidak hanya Australia saja yang dimintai pertanggung jawabanya terkait kasus penyadapan, namun Amerika pun harusnya demikian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar