PENGERTIAN
FILSAFAT
Filsafat sendiri lahir
di Yunani pada abad 6 SM. Pada periode filsafat sokratik kata filsafat
digunakan dalam karya Plato “phaidros”. Dalam karya itu Plato menerangkan bahwa
kata “makhluk bijak” shopos terlalu luhur untuk seorang manusia. Jadi bagi
Plato manusia lebih baik dijuluki pecinta kebijaksanaan philosopos atau yang kita kenal filsafat. Jadi filsafat adalah
cinta akan kebijaksanaan (philos yang berarti cinta dan shopos berarti
kebijaksanaan).
Selain itu filsafat
juga ada yang memahami sebagai pandangan hidup (falsafah) atau sekedar teori
yang begitu scientific atau hanya
sekedar ajaran atau disiplin ilmu. Namun apa yang kita pelajari pada filsafat
kali ini bukanlah filsafat yang seperti di atas. Namun filsafat yang kita coba
mengenal dan memahaminya adalah filsafat yang kritis. Dalam arti kita tidak
hanya membenarkan dogma-dogma dalam pandangan suatu ajaran supaya terlihat
rasional. Filsafat yang memerdekakan manusia sebagai subjek yang berani untuk
berpikir sendiri menjadi seorang persona.
Jadi secara sederhana
kita mencoba berfilsafat dalam arti merefleksikan kritis tentang apa yang kita
hadapi, ini juga memberikan arti bahwa berfilsafat adalah berpikir atau
merenung secara mendalam dalam mencari kebenaran. Oleh sebab itu secara tidak
sadar sebetulnya setiap manusia pasti berfilsafat baik disadari ataupun tidak
disadari.
SUBJEK,
OBJEK, DAN METODELOGI DALAM BERFILSAFAT
Dalam berfilsafat, kita
juga tidak terlepas dari subjek, objek dan metodologi. Kegiatan belajar dan
kegiatan untuk memperoleh pengetahuan yang melibatkan daya refleksi sangat
membutuhkan tiga aspek di atas. Subjek adalah kita, manusia yang ingin
memperoleh pengetahuan. Objek adalah sesuatu yang kita pilih untuk kita hadapi,
untuk kita amati dan kita refleksikan. Lalu metodologi adalah cara kita
menghadapi hal yang akan kita amati atau yang akan kita refleksikan.
Dalam kaitanya dengan
metodologi, metodologi adalah sarana penghubung antara subjek dan objek, dan
dari sudut mana subjek memandang objek. Ini menunjukan metodologi menunjukan
sebuah prespektif tertentu dalam kegiatan pengamatan. Kita tidak dapat
mengambil dari banyak prespektif karena memang keterbatasan kita untuk mengambill
sudut pandang tertentu saja.
PENDEKATAN
DALAM BERFILSAFAT
Dalam kaitanya untuk
meahami filsafat lebih jauh, ada dua pendekatan yang bisa di ambil. Yaitu mendekati
filsafat secara kronologis dan pendekatan secara tematik. Pendekatan secara
kronologis adalah kita mencermati pemikiran para filusuf dari waktu ke waktu
dalam kurun waktu yang berurut. Misalnya dalam mempelajari filsafat modern,
maka kita akan mempelajari pemikiran para filusuf yang hidup pada abad modern,
yang mulai dari Machiavelli sampai Frederich Nietzche.
Yang kedua adalah
mengenal filsafat dengan menggunakan pendekatan tematik. Cara ini mengarahkan
kita untuk memfokuskan diri pada tema tertentu yang muncul dalam perbincangan
filosofis. Pendekatan ini mengarahkan kita untuk mengetahui, berpikir dan
berbicara secara sistematis tentang tema tertentu yang telah kita pilih. Misalnya
tema mengenai kehendak bebas.
LANGKAH
DALAM MENCAPAI PEMAHAMAN
Pemahaman dalam
filsafat dilakukan menurut langkah-langkah berikut :
1. Mengerti
dan memahami masalah yang etrkandung dalam pertanyaan filosofis. Yang harus
dilakukan terlebih dahulu adalah memahami dan mengerti pertanyaan.
2. Setelah
memahami masalah yang muncul kita harus melihat berbagai kemuungkinan jawaban
yang ada beserta argumen-argumen baik yang menguatkan ataupun yang melemahkan.
3. Yang
ketiga adalah kita menoba melihat sekali lagi pernyataan yang memungkinkan
jawaban yang kita ajukan untuk dilemahkan ( kemungkinan falifikasi). Dalam tahap
ini kita mengkritisi jawaban yang kita ajukan sendiri dalam rangka afirmasi
dari jawaban yang kita miliki.
TUGAS
FILSAFAT : TUGAS KRITIS DAN TUGAS KONSTRUKTIF
Secara umum filsafat mempunyai
dua tugas, yaitu tugas kritis dan tugas konstruktif. Tugas kritis ditandai
dengan adanya pertanyaan-pertanyaan filosofis. Sedangkan tugas konstruktif
ditndai dengan proposisi-proposisi atau pernyataan-pernyataan yang berisi
simpulan dari pertanyaan yang dimunculkan.Jadi tugas kritis adalah tugas yang
coba mempetanyakan lagi ukuran-ukuran penilaian yang kita gunakan.
Dengan dua tugas
demikian, kita dapat menentukan beberapa ciri pertanyaan filosofis:
1. Pertanyaan
filosofis tidak dapat dikategorikan sebagai pertanyaan saintifik ataupun
intrasaintifik. Sains pada hal ini mengacu pada empirisme ilmu-ilmu alam.
2. Secara
sepontan kita tidak dapat memabyangkan bukti apa yang dapat dijadikan jawaban
untuk menjawab pertanyaan filosofis.
3. Pertanyaan
filosofis mempunyai jawaban-jawaban yang menyentuh berbagai dimensi kehiduapan.
4. Pertanyaan
filosofis menyentuh logika yang fundamental. Artinya jawaban akan sebuah
pertanyan filosofis akan menentukan pertanyaan selanjutnya yang secara logis akan berkaitan dengan sistem
yang pertama.
5. Pertanyaan
filosofis selalu menyentuh bidang yang sangat luas dan mendalam.
6. Pertanyaan
filosofis dspat digolongkan ke dalam berbagai tipe, yakni :
a. Pertanyaan
logis : dalam filsafat hukum berkaitan dengan validitas sebuah norma
b. Pertanyaan
ontologis : pernyataan ini berkaitan dengan keberadaan tentang sesuatu hal. Secara
sepesifik ingin mengetahui bagaimana struktur keberadaan suatu hal tersebut
c. Pertanyaan
epistimologis : pertanyaan tentang kemungkinan atau probilitas pengetahuan yang
kita miliki. Epistimologis menentukan asal-usul dan batas-batas pengetahuan
manusia.
d. Pertanyaan
aksiologis : berkaitan dnegan nilai-nilai yang diyakini dalam masyarakat.
sumber : cahyadi antonius, E fernando manulang. pengantar filsafat hukum 2008 kencana prenada group jakarta.
dll.
oleh dwiky agil ramadhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar